Sekitar pertengahan '90-an, Bowo Purwoko sudah dikenal sebagai salah satu penggebrak modifikasi Toyota Starlet. Kala itu, Starletnya sudah dimodifikasi dengan cat merah solid dulu yang sempat jadi trend dimasanya. Belum lagi pelek Brabus Monoblock III, Recaro, dan part wajib '90an lainnya.
Dua puluh tahun kemudian, Bowo ingin bernostalgia mengulang masa itu. Ia pun membeli Toyota Starlet untuk dibangun dan dimodif mirip seperti miliknya dulu. "Kali ini harus lebih perfect dari semua sisi, kan kita modif mobil harus ada perkembangannya dong, sob! Hahaha," gelaknya.
Foto: bautenam
Apalagi Toyota Starlet ini sudah 26 tahun usianya, maka peremajaan di semua sektor wajib dilakukan. Beruntung Bowo masih bisa mendapatkan beberapa bodypart yang berstatus NOS (New Old Stock) hasil berburu ke beberapa tempat.
Seperti headlamp genuine part NOS, turn signal genuine part NOS, stoplamp combination genuine NOS, sampai ke bumper belakang juga dalam kondisi NOS. "Jangan kira gampang bangun Starlet, nyari barang barunya susah!" serunya.
Lalu sekujur body Toyota Starlet dikerok total dan repaint dengan warna silver metalik di MU Garage. Tak hanya dicat ulang, tapi keseluruhan bodi mendapatkan clear coat permanent semi wetlook. "Gue pilih silver dulu untuk yang ini, kalau sudah oke semua, baru bangun yang merah," bisik Bowo.
Foto: bautenam
Kemudian untuk pelek, Toyota Starlet ini yang paling greget. Karena mobil retro tersebut memakai pelek Brabus Monoblock III alias Monti berukuran 17x8 inci yang dibelinya dari baru di tahun 1999 dulu dari Jakarta Ban. Kemudian pelek Monti itu dibalut ban Toyo Proxes 205/40R17 segera dipasang setelah rubah PCD di Sarinande juga.
"Jadi ini Brabus Monti yang dulu dipasang di Starlet merah gue, mobil dijual peleknya gue simpan, sekarang gue pake lagi! Hahaha," gelaknya. "Ini Brabus by Brabus ya, bukan Brabus by Ronal," jelas Bowo.
Foto: bautenam
Kaki-kaki Toyota Starlet disempurnakan dengan ganti semua part baru dan orisinal part number dari Toyota. Sewaktu OtoMods diminta mencoba Starlet ini, ternyata ayunan suspensinya masih termasuk nyaman dengan pelek seberat itu dan sudah diceperin.
"Intinya memang gue selalu melakukan perbaikan kalau ada yang kurang enak, ini sudah lebih dari 8 kalinya gue rombak, sampai ketemu yang benar-benar enak dan masih nyaman," tuturnya. Luar biasa!