Motor listrik sudah cukup banyak hadir di Indonesia dari berbagai merek. Tak sedikit merek baru bermunculan untuk meramaikan pasar elektrifikasi yang dianggap menjadi solusi kendaraan masa depan. Lantas dengan banyaknya motor listrik baru, kenapa masih banyak yang melakukan konversi?
Hendro selaku Anggota Komunitas Motor Listrik alias KOSMIK menyebutkan pada motor listrik konversi lebih bebas daripada beli dari pabrikan. Menurutnya spesifikasi pada motor listrik konversi bisa ditentukan sesuai keinginan pemilik. Namun semuanya tentu harus menyesuaikan budget agar tidak terlalu mahal atau menguras isi dompet.
Foto: Brian
"Kalau konversi itu kan jatuhnya kustom, jadi spesifikasinya bisa semau-maunya kita. Jadi lebih bebas saja, kita mau pakai komponen apa dan seberapa besar dayanya itu semau kita saja. Tapi juga tentunya tergantung kedalaman kantong, jadi tergantung sama budget juga," ujar Hendro saat ditemui OtoMods beberapa waktu lalu di ajang GIIAS 2022.
Sementara jika membeli motor listrik dari pabrikan atau motor listrik baru akan memiliki spesifikasi yang sudah ditentukan. Sehingga ketika ingin melakukan modifikasi, tentunya akan merusak garansi dan harus mengeluarkan uang tambahan. Berbeda dari motor listrik konversi yang bisa mengandalkan motor yang sudah dimiliki untuk diubah ke motor listrik.
Foto: Brian
"Seperti Kawasaki Ninja SS ini sekali pengecasan bisa sampai Bandung dengan jarak yang lebih dari 150 kilometer. Yamaha Mio dari Atenx Katros juga bisa lebih dari 150 kilometer. Jadi spesifikasinya mau seperti apa itu bisa dilakukan di konversi, sementara kalau baru dari merek tertentu ya harus melakukan modifikasi," lanjut Hendro.
Sebagai tambahan informasi, KOSMIK saat ini semakin berkembang dari yang sebelumnya hanya pemakai, kini mulai menjadi pabrikan. Sehingga muncul start-up perusahaan motor listrik baru dengan buatan dalam negeri. Hingga saat ini KOSMIK hampir selalu hadir di setiap ajang pameran otomotif guna memberi edukasi kepada masyarakat Indonesia.