Menunjang tenaga yang lebih besar pada sepeda motor bukan hanya melalui bore-up dan stroke-up saja. Menggunakan Electronic Control Unit (ECU) dari merek aftermarket pun bisa menjadi andalan untuk setelan yang lebih tepat. Namun ECU yang kerap disebut Adjustable tersebut, disebutkan bisa terjadi kesalahan ketika ada gagal dalam sistem kelistrikan.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Jeffrey Willar selaku Marketing Manager Mitra 2000 yang juga menjadi distributor TDR. Jeffry menyebutkan setelan ECU Adjustable memang memudahkan ketika mengganti komponen. Namun ketika terjadi malfungsi dari sistem kelistrikan bisa membuat ECU ter-reset.
Foto: Brian
"Memang dengan adanya setelan ECU Adjustable, lebih mudah ketika upgrade knalpot dan lain segalanya. Tapi terkadang ada glitch dari kelistrikan, ada loncatan, dan lain sebagainya. Kami pernah mengalami, kita kan juga kerjasama dengan API Tech Thailand, ketika ada glitch itu ECU ke-reset," ujar Jeffrey ketika ditemui di IMOS 2022 kemarin.
Menurutnya hal-hal tersebut pada ECU tidak bisa dikontrol, karena kerusakan pada kelistrikan pun tak bisa ditebak. Sehingga jika pada setelan mesin, akan berbahaya jika sewaktu-waktu ECU ter-reset. "Artinya bisa saja malah kekurangan bensin, bikin mesin panas, jadinya nyangkut atau ngejim," paparnya.
Foto: Brian
Oleh karenanya Yamaha XMax yang telah di bore-up hingga 300 cc dan Yamaha Aerox 200 cc dari TDR tidak menggunakan ECU Aftermarket. Jeffrey sendiri berpendapat, secara timing masih bisa menggunakan setelan standar pabrik. Hanya membutuhkan debit bahan bakar yang lebih besar untuk menyesuaikan kubikasinya.
"Enggak usah ganti ECU bisa, yang penting sinyalnya kasih tahu buka dan semprot bensinnya per detik berapa. Timingnya masih sama, makanya kerannya saja digedein jadi debitnya juga lebih banyak," pungkasnya.