Modifikasi motor biasanya tidak jauh dari yang namanya meningkatkan performa. Pada motor injeksi, biasanya ECU turut dimodifikasi menggunakan komponen aftermarket untuk menambah tenaganya. Di sisi lain, terdapat pemasangan piggy back agar tidak harus mengganti ECU. Lantas mana yang lebih baik?
Freddy selaku pemilik bengkel Ultra Speed Racing menyebutkan piggy back merupakan komponen tambahan pada motor injeksi. Sehingga masih dapat mengandalkan komponen ECU standar pada manajemen mesin. Namun, piggy back memiliki kinerja yang berbeda jika dibandingkan dengan ECU.
Foto: Istimewa
"Jadi kalau si piggy back itu sebenarnya masih pakai ECU standar. Tetapi sama dia dibohongin, dimanipulasi dengan alat yang bernama piggy back itu. Jadinya dia memotong dari fuel, crank, sama oil untuk menambah performa," ujar Freddy beberapa waktu lalu di Tangerang.
Di sisi lain, Freddy menjelaskan ECU aftermarket akan mengganti komponen bawaan pabrik. Dengan ECU aftermarket, maka input data yang diinginkan menjadi lebih bebas, sehingga bisa melakukan mapping manajemen mesin. Dengan demikian, ECU aftermarket tidak memanipulasi data apapun pada mesin motor.
Foto: Brian
Sementara itu dari sisi pemahaman Freddy, merubah mapping mesin lewat ECU tidak akan merusak mesin motor atau memperpendek umurnya. Hal tersebut tidak akan terjadi asal melakukan settingan yang tepat dan tidak terdapat kesalahan. Jika settingan salah, maka terdapat kemungkinan performa mesin akan menurun bahkan rusak.
"Kalau ngerusak usia mesin balik lagi ke tuningan. Kalau tunningannya salah, AFR salah, timing salah mungkin ga perlu setahun tapi setengah hari aja bisa rusak. Tetapi kalau mekaniknya paham dan settingannya benar, mesinya engga akan kenapa-kenapa," jelas Freddy.