Modifikasi mobil banyak dilakukan di Indonesia, baik pecinta roda empat atau sebagai pengguna harian saja. Namun masih banyak modifikasi di Tanah Air tercinta yang belum sesuai atau terkesan hanya sebagai hiasan belaka. Lantas modifikasi seperti apa yang dianggap benar dan tidak asal-asalan?
Andre Mulyadi selaku Founder National Modificator & Aftermarket Association (NMAA) menyebutkan pihaknya memiliki faktor tersendiri dalam sebuah modifikasi mobil. Menurutnya modifikasi mobil harus menambah nilai dari suatu kendaraan tersebut. Bukan sebaliknya yang justru mengurangi nilai dari mobil yang telah diubah.
Foto: Brian
"Kalau dari kita di NMAA ingin memodifikasi bukan mengurangi nilai dari suatu kendaraan, tapi justru menambah nilai dari suatu kendaraan. Jadi bukan nilai mobilnya berkurang, tapi justru bertambah," papar Andre saat ditemui awak media beberapa waktu lalu di Jakarta.
Andre menjelaskan beberapa modifikasi yang justru mengurangi nilai suatu mobil. Di antaranya seperti memasang aksesoris yang hanya sebagai penghias saja. Atau bahkan memasang komponen yang sebenarnya tidak berfungsi, sehingga hanya menambah bobot dari mobil itu sendiri.
Foto: Brian
"Misalnya modifikasi komponen-komponen yang bentuknya cuma pajangan, seperti cover rem atau cuma pasang intercooler tapi enggak berfungsi. Nah itu cuma nambah-nambah bobot, nambah berat, jadi pengennya benar-benar berfungsi bener-bener proper. Jadi utamakan fungsi daripada gengsinya," pungkasnya.
Andre sendiri berharap dunia modifikasi dan aftermarket di Indonesia dapat semakin ramai dan berkembang. Bukan hanya dari produk-produk luar negeri, tetapi buatan lokal juga dapat bersaing secara langsung. Ditambah dengan semakin banyaknya ajang modifikasi seperti Indonesia Modification & Lifestyle Expo.