Cairan anti bocor banyak beredar di pasaran, khususnya bengkel ban motor. Biasanya cairan ini ditawarkan untuk menghindari ban tubeless dari kebocoran saat tertusuk paku. Namun ternyata terdapat pabrikan ban yang tidak merekomendasikan penggunaan cairan anti bocor tersebut pada produknya.
Dodi Yanto selaku Senior Brand Executive PT Gajah Tunggal Tbk menyebutkan pihaknya hingga saat ini tidak memasarkan cairan tersebut. Di sisi lain, konsumen juga tidak direkomendasikan olehnya untuk menggunakan cairan yang sama. Sehingga bagi konsumen yang hendak menggunakannya, sebaiknya memperhatikan sejumlah hal sebelum membelinya.
Foto: Brian
"Itu memang banyak, kalau kami sih sampai saat ini belum mengeluarkan, belum merekomendasikan pakai itu. Dari sisi kami tidak merekomendasikan, tapi misalnya mau pakai silahkan," ujar Dodi saat ditemui di Karawang beberapa waktu lalu.
"Kalau mau pakai cari produsennya yang jelas, yang bikin siapa? alamatnya dimana? ada SNI-nya enggak? yang penting ada pertanggung jawaban. Jangan yang enggak jelas, mereknya apa, yang bikin enggak tahu siapa," lanjutnya.
Foto: Brian
Dirinya pun menjelaskan berbagai hal yang membuat pihaknya tidak merekomendasikan penggunaan cairan anti bocor pada ban. Terutama soal bahan kimia yang digunakan pada cairan tersebut. Mengingat bahan kimia yang digunakan dalam cairan anti bocor akan bertemu dengan komposisi yang ada di dalam ban.
"Karena kami engga tahu kandungan kimianya homogen atau engga sama bahan kami. Karena ban itu kan komposisinya banyak, dari oil, karbon, rubber, banyaklah. Itu dia senyawa engga sama bahan itu? berlawanan engga sama bahan itu? takutnya malah merusak ban itu sendiri," pungkas Dodi.
Sebagai tambahan informasi, cairan anti bocor ini kerap ditawarkan kepada konsumen yang membeli ban jenis tubeless. Ban tubeless yang tidak memiliki ban dalam memang lebih mudah kempes ketika tertusuk benda tajam di jalanan. Nah cairan anti bocor ini digadang-gadang mampu menutup bagian yang tertusuk secara otomatis.