Honda HR-V adalah salah satu SUV dari pabrikan Honda yang laris di Indonesia. Sayangya yang dijual resmi di Indonesia bukan generasi pertama. Sehingga mobil ini cukup langka beredar di jalanan Tanah Air.
Owner Honda HR-V generasi pertama ini adalah Ferri Fahrizal, dan mobil ini sudah cukup lama berada di tangannya. "Mobil ini masih enak dan gampang dimodifikasinya," ujar Epih, sapaan akrabnya.
Foto: bautenam
Honda HR-V generasi pertama ini sempat di modifikasi dengan gaya rally look beberapa tahun silam. Kemudian Epih merubah tampilannya jadi lebih simpel yang dipertahankan hingga saat ini. "Saya bikin OEM look sekarang, jadinya malah lebih enak dilihat," serunya.
Semua pernik rally style untuk Honda HR-V generasi pertama seperti foglamp depan, mudflap, pelek rally langsung dilepas. Sebagai gantinya ia justru mencari pelek kaleng OEM dari mobil lain yang lebih pas.
Foto: bautenam
Akhirnya ia mendapatkan pelek kaleng OEM Honda CR-V gen 2 versi Australia dan langsung dipasang ke HR-V generasi pertama. Pelek berukuran 15 inci ini bahkan dibiarkan saja cat aslinya meski sudah banyak baret. "Biar lebih kelihatan orisinal," gelaknya.
Sementara untuk ban Honda HR-V generasi pertama ini mengandalkan Bridgestone Dueler H/T 205/70R15. "Cari yang gripnya paling enak di jalan aspal, ya ini," bilangnya.
Foto: bautenam
Tak berhenti sampai di eksterior, giliran interior Honda HR-V generasi pertama yang dimodifikasi. Sepasang jok Recaro sudah dipasang berikut headrest string untuk Recaro yang banyak jadi incaran penggemar jok asal Jerman ini.
"Kalau jok Recaro ini sudah terpasang dari waktu modif gaya rally dulu," ujar Epih lagi. Selebihnya semua masih standar bawaan mobil ini.
Meskipun mengadopsi aliran OEM, terdapat satu peninggalan modif rally style adalah foglamp Cibie yang terpasang di pintu bagasi. "Karena sudah kepasang disitu, kalau dibuka harus ngecat pintu bagasi, biarkan saja," ucapnya. Sekaligus pengingat kalau pernah modif rally look juga ya!
Hingga saat ini, Honda HR-V generasi pertama ini malah lebih di sayang Epih. "Jadi jarang dipake, sayang juga kalau dipake tiap hari. Paling pakenya pas kumpul-kumpul sama temen-temen otomotif di Bandung," kekehnya.